Jumat, 04 Maret 2022

Bab 12


 

First Time

Aku langsung menghidupkan shower dan menanggalkan semua pakaianku hingga tanpa sadar melemparnya asal.Karena aku sangat gerah habis berc**man dengan Om Rayen.Padahal hanya sebuah ci**an saja,Bisa membuat tubuhku mere*ang.Aku tidak bisa menebak bagaimana jika Om Rayen me**kukan hal lebih padaku.Apa yang dirasakan tubuhku nantinya.

Setelah cukup puas aku bermain air dan membersihkan diri.Aku baru sadar jika tadi aku masuk tidak membawa handuk ataupun baju ganti.Aku menghela nafasku dengan berat,sebelum aku memanggil nama om Rayen.

"Om...Om Rayen..Boleh aku minta tolong sebentar????".Ucapku dari balik pintu ka*ar mandi.

"Hmmm...Apa????".Tanyanya dari arah luar pintu kamar mandi.

"Tolong ambilkan aku handuk om!!!.Aku lupa membawanya tadi".

Tak ada jawaban dari arah luar pintu.Aku kembali menghela nafasku.Apalagi dengan bodohnya tadi aku melempar semua pakaian ku kelantai kamar mandi hingga basah terkena cipratan air showe.

"Tok...tokk..."Suara ketukan pintu kamar mandi dari luar membuatku menge*bangkan senyum.

Perlahan aku membuka handle pintu kamar mandi dan hanya mengulurkan tanganku saja untuk mengambil handuk yang ada ditangan Om Rayen.Tapi setelah handuk aku dapatkan Om Rayen malah men*orong pintu kamar mandinya dan langsung nyelonong masuk saja.Sontak membuat aku gelagapan dan langsung menutup tu*uh bagian depanku dengan handuk yang diberikan om Rayen tadi.

"Om...."Pekikku karena terkejut.

"Kenapa???.Aku hanya ingin mandi juga".Jawab Om Rayen santai tapi matanya terus terfokus pada tub*hku.

Aku segera merapat kan handuk hingga membalut sempurna tubuhku.Dan tanpa banyak bicara aku segera keluar dari dalam kamar mandi.

🌿🌿🌿🌿🌿

Aku merasa p*as karena telah berhasil membuatnya malu dan seperti orang ketakutan.Karena aku nyelonong masuk kedalam kamar mandi ketika ia sadar jika Lea tidak membawa handuk tadi.

Tapi begitu aku masuk.Aku malah salah fokus dengan dua gun*ukan di dadanya bahkan saat itu kulit mulusnya terekspose sempurna di depan mataku.Dan untunglah ia segera lari keluar jika tidak aku pasti sudah memakannya saat itu juga.

Aku berusaha mendinginkan perasaan ku sambil berendam air dibawah shower.Pikiranku sudah mulai traveling kemana mana saat ini.Tapi aku tidak mau mengambil pa*sa ke*ucian gadis itu.

"Lea....Mana handuknya????".Teriakku lagi ketika aku juga sadar jika tadi aku pun tidak membawa handuk.

"Buka pintunya Om!!!".Teriaknya dari balik pintu.

Ia menyodorkan handuk kepadaku dengan jarak yang sedikit jauh.Dan sambil memalingkan wajahnya.Tidak berani menatap ku.Sungguh aku tidak bisa me*ahan tawaku lagi .Oleh kelakuan gadis remaja itu.Namun,aku hanya terus tersenyum p*as tanpa mengeluarkan suaraku.

Aku keluar kamar mandi dengan menggunakan handuk yang diberikan Lea kepadaku.Tapi aku melihat Lea sudah mengganti pakaiannya dengan piyama tidur.

🌿🌿🌿🌿🌿

Sungguh saat ini aku tak mampu berpaling dari tu*uh sixpack milik Om Rayen.Aku begitu mengagumi indahnya tubuh maskulin nya.Sampai aku pun susah menelan sal**aku sendiri.

"Tidurlah!!!.Bukankah besok kau harus bekerja???".Ucapnya sambil menatap ke arahku.

"Ah,iya Om".Sahutku gugup Dan aku pun langsung menuju arah ran*ang merebahkan tubuhku disana.Aku berguling ke arah kiri agar aku membelakangi Om Rayen.

Tapi tak berselang lama Om Rayen malah ikutan naik keatas ranjangku."Kenapa Om tidur disini???".Tanyaku panik sambil berbalik badan.

"Kenapa???.Apa kau tidak mau berbagi ranjang denganku malam ini???".Om Rayen malah melontarkan pertanyaan padaku.

"Bu...bukan begitu Om.Tapi ".

"Aku tidak akan macam macam Lea.Kau tenang saja".Ucapnya meyakinkan.

Aku pun hanya mengangguk patuh.Tanpa ingin berdebat,karena berdebat pun percuma aku pasti akan kalah juga.

"Apa aku boleh mem**ukmu Lea????".Ucapnya lagi.

""Aku janji hanya peluk saja.Tidak lebih"Lanjutnya lagi sebelum aku sempat menjawab.

Aku pun kembali mengangguk kan kepalaku karena aku merasa jika om Rayen benar bisa di percaya.Karena cahaya lampu hanya ada cahaya lampu tidur saja.Jadi suasana dikamar malam itu terasa romantis.Aku bahkan mendekatkan tub*hku dengan tub*h om Rayen hingga Om Rayen me**luk ku dengan sangat nyaman.

Cukup lama aku sulit memejamkan mataku sendiri.Karena aku selain gugup aku tidak mau menyia nyiakan moment ini.Aku mengadahkan kepalaku untuk menatap wajah tampan yang hanya temaram lampu tidur dari atas nakas.Om Rayen pun sepertinya sudah mulai terlelap karena tidak ada pergerakan dari nya.

Aku tanpa sadar mengangkat tanganku.Dan membelai lembut wajah tampan Om Rayen sambil tersenyum puas memandang ciptaan Tuhan yang sempurna ini.Dan karena melihat Om Rayen tak bergeming.Membuatku nekad dan tak tahu nyali darimana aku berani men**um bibir Om Rayen.Namun,saat aku akan melepaskan kecupanku.Om Rayen malah menahan tekuk leherku untuk tidak melepaskan c**man itu.

Aku melotot saking terkejutnya karena ternyata Om Rayen belum tidur Sedangkan aku dengan sangat bodohnya berbuat hal memalukan itu.

"Sudah ku bilang jangan memancingku Lea".Lirih om Rayen pelan.

"Aku...Aw..."Pekikku karena Om Rayen langsung men**dih tu**hku sontak membuat ku terkejut.

"Jangan salahkan aku Lea jika aku mela**kannya!!!.Karena kau sendiri yang men**odaku".

"Om...Aku....".Dan aku pun tidak bisa melanjutkan kata kata ku kembali karena Om Rayen sudah melahab habis b**ir ku dengan rakus.

Ingin sekali aku berontak dalam kungkungan tubuh kekar om Rayen.Namun,aku tidak bisa membohongi reaksi tubuhku sendiri.Aku menikmati c**man itu bahkan aku sudah berani membalasnya walaupun belum s*lincah Om Rayen.

"."Satu suara lolos begitu saja dari bibirku ketika tangan Om Rayen sudah berhasil menyentuh aset berharga ku.Dan merem**nya sampai sampai Om Rayen sudah berhasil membuka semua kancing piyama tidur ku.

"Lep**kan sayang!!!".Ucap Om Rayen disela aktivitas nya.Bahkan aku sampai terbuai karena panggilan sayang yang om Rayen lontarkan untuk ku.

Aku terus men**sah kala om Rayen terus menjelajahi setiap inci tu**hku.Bahkan saat ini jarinya sudah mulai menyentuh area sen**tif milikku.Aku berusaha menahan sesuatu yang akan lolos dari dalam serabi lempit itu.Tapi apalah daya ge**kan j*ri Om Rayen lebih unggul dari pertahanan ku.

"Ini baru peman**an sayang".Lirih Om Rayen dengan suara beratnya.

Aku pun hanya pasrah dengan apa yang dilakukan om Rayen di tu**hku.Bahkan om Rayen sudah banyak meninggalkan stempel kepemilikan di l**er dan tu*uhku yang lain.Aku terus men**sah dan sangat terbawa suasana yang diciptakan oleh Om Rayen.Karena ini baru pertama kalinya aku merasakan hal seperti ini.Hingga benda tu**ul dan pan**ng milik Om Rayen berhasil men**bus pertaha**n ku dibawah sana.

"S**it Om".Lirihku jujur karena ini pertama kalinya aku mera**kannya.

Aku mengelu**kan de***an yang tertahan karena mulutku dibungkam oleh ci**an panas om Rayen.Sedangkan Om Rayen terus menggerakkan pi***ulnya .Membuat aku mer**kan hal yang belum pernah sama sekali aku rasakan selama ini.Inikah yang disebut surga dunia.

Aku terus me****ah tak karuan kala ge**kan pinggul om Rayen semakin terpacu dengan cepat.Bahkan su**a de**han kami berdua menggema di dalam kamar itu.Dan sampai akhirnya om Rayen sudah berhasil mencapai klima**nya sedangkan aku sudah bercucuran keringat.Sambil menahan perih dan ni**at menjadi satu.


Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: