Kicauan burung sudah mulai terdengar di luar sana.Sinar matahari pun sudah mulai datang menyambut pagi.Mona dan Vitria sudah berada didapur untuk menyiapkan sarapan dibantu dengan Art.
Jery dan Jeny pun sudah nampak rapi dengan seragam sekolahnya.Para opa dan Granpa juga sedang nampak duduk di taman belakang dengan membaca koran ditemani secangkir kopi dan teh serta cemilan ringan.Oma juga sudah bermain dengan Al di ruang keluarga.Sedangkan Kinan masih asyik dengan joging paginya.
Kebiasaan rutin Kinan emang selalu begitu.Ia selalu rutin melakukan joging pagi sebelum sarapan.Kinan joging tadi ditemani Baby sitter Al yang usianya terbilang cukup muda dari pada pekerja yang lainnya yang bekerja di rumah Lea.
Saat Mona dan Vitria sudah selesai membuat sarapan tapi Rayen dan Lea masih saja belom terlihat turun dari kamar sejak tadi.Padahal ini kan bukan hari libur untuk Rayen.
"Bik tolong panggilkan semua orang,sarapannya sudah siap!!!".Ucap Mona pada Art.
"Baik nyonya besar".
"Pagi Oma,pagi granma".Sapa Jeny lalu mencium pipi Mona dan Vitria secara bergantian dan setelah itu pun ia duduk di kursi biasanya di meja makan.
"Jery gak ikut kiss oma sama Granma juga???".Tanya Mona katika Jery datang dana menyapa kedunya tapi setelah itu Jery langsung duduk disamping Jeny.
"Jery udah gede Oma.malu lah"Jawab Jery datar.Membuat Jery mencebik karena Jery sangat menuruni sikap Rayen papahnya.Untung saja sekarang Rayen sudah agak mendingan walaupun semakin sablek.Batin Mona.
Tak lama kemudian Oma dan Bagas serta max ikut gabung dengan mereka di meja makan.Dengan Al yang masih setia di pangku Oma Wina.
"Kinan belum kembali???".Tanya Mona.Karena sejak tadi belum melihat Kinan.
"Belum jeng.Biarakan saja dia memang jarang sarapan pagi".Jawab Vitria sambil mengembalikan nasi goreng untuk suaminya.
"Oh gitu.Wajar saja dia sangat menjaga tubuhnya".Ucap Mona lagi.Vitria hanya mengangguk kan kepalanya.
"Loh Rayen sama Lea belum turun juga???".Tanya Bagas yang sejak tadi belom melihat anak durajannya itu dengan sang menantu.
"Udahlah pa kaya gatau Rayen aja".Sahun Mona acuh yang sudah sangat hafal tabiat anaknya.Bagas hanya mengangguk paham.
Sedangkan Oma Wina nampak bingung sambil memberikan biskuit untuk Al.
"Emang mereka gak ikut sarapan???"."Kenapa ga dibangunin aja???"."Lea kan lagi hamil".Seru Oma Wina yang belum paham akan ucapan Mona.Sedangkan Max dan Vitria hanya mengulum senyum saja.
"Biarin aja Oma besan,Batre Rayen lowbat lagi kayaknya jadi biarkan aja dulu mereka ngecas sampe full.Nanti juga kalo laper mereka turun sendiri".Jawab Mona santai.
"Terus Rayen tidak kerja gitu???".Tanya Oma Wina lagi.
"Rayen mah bebas Oma besan.Mau kerja pukul berapapun kalo diperusahaan keluarganya.Tapi,ia akan kelabakan kalo dikantor polisi apalagi kalau terlambat apel".Seru Mona sambil terkekeh.
"Kenapa mama malah tertawa???".Tanya Bagas penasaran.
Mona hanya mengangkat bahunya acuh.Dan tak lama suara teriakan Lea dari atas sana terdengar sampai bawah.Dan semua orang bisa melihat saat ini Rayen tengah buru buru berlari menuruni anak tangga.
"Mas topinya ketinggalan".Teriak Lea membuat Rayen langsung menoleh ke atas.
"Jatuhin aja yank,Aku buru buru udah telat nih.10 menit lagi apelnya dimulai".Seru Rayen sambil kembali turun dari tangga.
"Nggak sarapan dulu ray???".Teriak Mona dari meja makan yang melihat Rayen sangat buru buru.
"Tidak.Semuanya Rayen berangkat duluan.Jeny Jery nanti berangkatnya diantar sopir saja!!!".Papa udah telat nih".Teriak Rayen lagi sambil sedikit berlari keluar rumah.
"Pagi Semuanya".Sapa Lea ketika baru sampai dimeja makan.Ia pun menggelengkan kepalanya melihat suaminya yang kesiangan bangun karena kegiatan mereka semalam yang tak pernah lelah.Hingga mereka bisa tertidur saat akan pajar.
"Kenapa kalian bisa kesiangan Lea sayang???". Itu lagi suamimu buru buru gitu".Tanya Wina penasaran.
Lea hanya tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Karena bingung mau menjawab apa tidak mungkin ia bilang jujur pada omanya.
"Mereka lagi kerja rodi semalaman oma besan.Menjenguk baby makannya sampe kesiangan bangunnya".Bisik Mona tepat ditelingan Oma Wina agar tidak terdengar oleh Jery dan Jeny.
"Anak zaman sekarang memang tidak ada capek capeknya".Celetuk Oma Wina.
Lea hanya nyengir kuda ia sangat malu ketahuan oleh semua keluargaya,Apalagi Max dan Vitria nampak mengulum senyum tadi.
"Ma...mam".Celetuk Al sambil memainkan biskuitnya di aats meja.
Lea pun bisa sedikit lega karena Al bisa jadi penyelamat nya agar tidak menahan malu terlalu lama.
💓💓💓💓
Sedangkan di sebuah taman yang tidak jauh dari komplek perumahan Rayen.Kinan saat ini sedang duduk dibangku yang ada di taman sambil meminum air mineral didalam botol yang ia bawa dari rumah.
"Mbak Kinan,kita pulang saja yuk,,, saya harus menjaga Al takut nyonya Lea kerepotan.Ajak Dinar baby sitter Al.
"Dirumah kan ada mommy Dinar.Jadi kak Lea ada yang bantuin". Kinan masih terlihat enggan untuk beranjak dari duduknya.
"Tapi mbak,itu memang tugas saya.Nyonya Lea terlalu baik buat kami semua.
Kinan menghela nafasnya berat lalu ia pun mengangguk setuju untuk pulang. Jarak taman dengan rumah Lea tidak begitu jauh makannya Kinan dan Dinar hanya cukup berjalan kaki saja.
'Dinar,usia kamu kayaknya nggak jauh beda sama saya. Kenapa kamu memilih jadi pengasuh???",Tanya Kinan sambil berjalan dan ia juga bisa menebak jika usia Dinar hanya jarak berapa tahun darinya.
"Saya 18 tahun mbak".Jawab Dinar sambil tersenyum". Ya mau gimana lagi mbak ini saja saya sangat bersyukur bisa dapet kerjaan.Apalagi punya majikan sebaik nyonya Lea dan Tuan Rayen.Saya juga banyak hutang Budi dengan mereka".
"Hutang Budi???",Kinan nampak penasaran dan sedikit tertarik dengan kehidupan Dinar.
"Iya mbak,Nyonya Lea sudah membantu saya melunasi hutang ibu dikampung.Bahkan jumlahnya tidak sedikit,Tapi nyonya Lea masih saja memikirkan saya gaji utuh setiap bulannya.Padahal saya baru bekerja 7 bulan mbak sama beliau.Nyonya Lea dan Tuan Rayen emang baik banget orangnya".
Kinan nampak tersenyum ia bangga memiliki saudara sebaik Lea.Ia pun salut dengan Lea walaupun ia memiliki suaminya yang kaya raya seorang perwira polisi lagi. Tapi,Lea berpenampian sederhana,tidak sombong dan tetap rendah hati.Pantas saja keduanya mertuanya sangat menyayanginnya.Bahkan semua orang yang bekerja dirumahnya pada betah semua.
"Dinar,kamu mau gak kalo disuruh lanjut kuliah???". Tanya Kinan tiba tiba. Membuat Dinar malah terkekeh.
"Ya ampun mbak kalo ada biaya yang jelas saya mau.Itu juga impian saya dulu bisa lanjut kuliah dan bisa dapet pekerjaan yang layak sekaligus bisa bawa ibu sama adik saya buat pindah kesini".
"tapi semua itu hanya mimpi mbak.Saya kan orang tidak punya jangankan buat biaya kuliah makan aja susah".Lanjut Dinar tersenyum.
Kinan sedikit teriris hatinya mendengar cerita Dinar.Ternyata banyak orang yang hidupnya sangat memilukan. Sedangkan ia sejak kecil sudah hidup enak.Dan sangat berkecukupan tanpa kurang satu apapun.Kinan jadi teringat cerita Lea,dulu Lea juga pernah mengalami hal yang sama dengan Dinar.Kinan jadi sedih jika ingat cerita itu.
0 comments: