Selasa, 19 Juli 2022

Bab 174

 


Setelah telpon berakhir jeny langsung terisak ,ia menyesal sudah berprasangka buruk pada mmainya,padahal ia tahu jika selama ini lea sudah sangat menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri begitupun dengan rayen papanya. 

"Keluarga pasien nyonya vivi"ucap seorang suster .membuat jeny langsung menghapus air matanya  dan menghampiri suster tersebut. 

"Saya anaknya ,ada apa sus?apa mama saya baik baik saja???tanya jeny antusias. 

Suster tu nampak diam bebrapa saat lalu kemudian ia menyuruh jeny untuk segera masuk kedalam ruangan mamanya.disana masih ada dokter dan bebrapa suster lain yang berdiri disamping barnkar vivi. 

Je...je...ny"lirih vivi dengan suara pelan dan terbata bata. 

"Mama..."seru jeny sambil sedikit berlari kearah brankar sang mama ,bahkan jeny sampai menitikkan air matanya kembali saat melihat mamanya sudah sadar dari komanya. 

Vivi nampak tersenyum dengan wajah pucat nya,ia tersenyum melihat wajah cantik anaknya selama ini ia sia siakan,dan tak pernah ditemui ,bahkan ia terlantarkan demi pria lain. 

"Ma..na...je..ry???tanya vivi terbata bata karena vivi berusaha menahan rasa sakit disekujur tubuhnya. 

"Kak jery masih dijakarta ma,tapi mami lea dan papa akan segera terbang kesini,karena saat ini mama ada dirumah sakit singapura"ucap jeny memberitahu. 

Vivi hanya bisa menangis haru akan kebaikan mantan suaminya dan juga lea .serta kebaikan keluarga bagskara karena sudah mau peduli dengannya yang jahat ini"Je..ny..waktu ..ma...ma...ti...dak banyak la...gi"ucap vivi terbata bata. 

"Sampaikan per...mintaan....ma..af mama.pa...da...papa dan ma...mi lea"lirih vivi terus memaksakan diri untuk berbicara. 

"Tidak ma...mama pasti sembuh pasti"jawab jeny cemas dan terus saja terisak karena melihat keadaan mamnya yang berbicara sudah tidak pasih lagi. 

Sedetik kemudian vivi kembali kejang dan bahkan vivi sampai melotot,membuat jeny panik."dok..dokter kenapa mama saya??dokter....."teriak jeny histeris bahkan jeny sampai dipegangi oleh suster. 

Team dokter pun langsung memeriksa kembali kondisi vivi dan dalam sekejap ruangan itu nampak sibuk dengan usaha para team medis untuk mebantu pasiennya. 

Tiiiiittttttt......

Team medis akhirnya menggelengkan kepala merka dan saling tatap."nona,maaf kami sudah berusaah semaksimal mungkin,tapi tuhan berkehendak lain"ucap salah seorang dokter sambil menundukkan kepalanya. 

"Apa maksud dokter???sentak jeny

"Nyonya vivi sudah tiada"sambung dokter itu lagi. 

Bakkkk....

Jeny terduduk dilantai tubuhnya langsung luruh dan kakinya terasa lemas saat dokter mengtakan kata tiada"tidak...tidakkk...mungkin"lirih jeny sangat sulit menerimanya. 

Jeny berusaha untuk bangun dan dibantu oleh suster ,jeny mendekati brankar vivi yang kini wajahnya sudah terlihat sangat pucat pasi,bahkan tak ada rona sedikitpun dibibir mamanya itu. 

"Bangun ma....ma...!!!jeny terus mengoyang tubuh vivi yang sudah terbujur kaku karena tak ada lagi detak jantung dalam tubuhnya. 

Brakk...

Tubuh jeny jatuh luruh kelantai dan suster pun segera mengangkat tubuh jeny yang tiba tiba pingsan,dan membawa jeny keruang perawatan. 


Selanjutnya
Sebelumnya

0 comments: